TUMOR DAN KANKER
NAMA : ITA PURNAMA SARI
KELAS :
XI IPA RSBI 1
T.A :
2011/2012
A.Kanker
Puru ayal atau kanker
atau neoplasma
ganas adalah penyakit yang ditandai dengan kelainan siklus sel khas yang menimbulkan kemampuan sel
untuk:
- tumbuh tidak terkendali (pembelahan sel melebihi batas normal)
- menyerang jaringan biologis di dekatnya.
- bermigrasi ke jaringan tubuh yang lain melalui sirkulasi darah atau sistem limfatik, disebut metastasis.
Tiga karakter ganas inilah yang
membedakan kanker dari tumor jinak. Sebagian besar kanker membentuk tumor,
tetapi beberapa tidak, seperti leukemia. Cabang ilmu kedokteran
yang berhubungan dengan studi, diagnosis, perawatan, dan pencegahan kanker
disebut onkologi.
Kanker dapat menyebabkan banyak
gejala yang berbeda, bergantung pada lokasi dan karakter keganasan, serta ada
tidaknya metastasis. Diagnosis biasanya membutuhkan pemeriksaan mikroskopik
jaringan yang diperoleh dengan biopsi. Setelah didiagnosis, kanker
biasanya dirawat dengan operasi, kemoterapi, atau radiasi.
Kebanyakan kanker menyebabkan kematian. Kanker adalah salah satu penyebab utama
kematian di negara berkembang.
Kebanyakan kanker dapat dirawat dan banyak disembuhkan, terutama bila perawatan
dimulai sejak awal. Banyak bentuk kanker berhubungan dengan faktor lingkungan
yang sebenarnya bisa dihindari. Merokok dapat menyebabkan banyak kanker
daripada faktor lingkungan lainnya. Tumor (bahasa Latin; pembengkakan) menunjuk massa
jaringan yang tidak normal, tetapi dapat berupa "ganas" (bersifat
kanker) atau "jinak" (tidak bersifat kanker). Hanya tumor ganas yang
mampu menyerang jaringan lainnya ataupun bermetastasis. Kanker dapat menyebar
melalui kelenjar getah bening
maupun pembuluh darah
ke organ lain.
Di Amerika Serikat dan beberapa negara berkembang
lainnya, kanker sekarang ini bertanggung jawab untuk sekitar 25% dari seluruh
kematian.[2] Dalam setahun, sekitar 0,5% dari
populasi terdiagnosa kanker.
Pada pria dewasa di Amerika Serikat, kanker yang paling umum adalah kanker prostat (33% dari seluruh kasus kanker), kanker paru-paru (13%), kanker kolon dan rektum
(10%), kanker
kandung kemih (7%), dan "cutaneous melanoma
(5%). Sebagai penyebab kematian kanker paru-paru adalah yang paling umum (31%),
diikuti oleh kanker prostat (10%), kanker kolon dan rektum (10%), kanker pankreas (5%) dan leukemia (4%).[2]
Untuk dewasa wanita di Amerika Serikat, kanker payudara adalah kanker yang paling umum
(32% dari seluruh kasus kanker), diikuti oleh kanker paru-paru (12%), kanker
kolon dan rektum (11%), kanker endometrium
(6%, uterus) dan limfoma
non-Hodgkin (4%). Berdasarkan kasus kematian, kanker paru-paru
paling umum (27% dari kematian kanker), diikuti oleh kanker payudara (15%),
kanker kolon dan rektum (10%), kanker indung
telur (6%), dan kanker pankreas (6%).[2]
Statistik dapat bervariasi besar
di negara lainnya. Di Indonesia, kanker menjadi penyumbang kematian ketiga
terbesar setelah penyakit jantung.
Penyebab utama kanker di negara tersebut adalah pola hidup yang tidak sehat,
seperti kurang olahraga, merokok, dan pola makan yang tak sehat.
Pada tanaman, kanker adalah penyakit yang disebabkan oleh jenis jamur/ bakteri
tertantu. Pola invasi kanker tanaman dan kaner pada manusia sangat berbeda.[3]
Perkembangan sel normal menjadi sel
kanker
Pada umumnya, kanker dirujuk
berdasarkan jenis organ atau sel tempat terjadinya. Sebagai contoh, kanker yang
bermula pada usus besar dirujuk sebagai kanker usus besar, sedangkan kanker yang terjadi
pada sel basal dari kulit dirujuk sebagai karsinoma
sel basal. Klasifikasi kanker kemudian dilakukan pada kategori yang
lebih umum, misalnya:[4]
- Karsinoma, merupakan kanker yang terjadi pada jaringan epitel, seperti kulit atau jaringan yang menyelubungi organ tubuh, misalnya organ pada sistem pencernaan atau kelenjar. Contoh meliputi kanker kulit, karsinoma serviks, karsinoma anal, kanker esofageal, karsinoma hepatoselular, kanker laringeal, hipernefroma, kanker lambung, kanker testiskular dan kanker tiroid.
- Sarkoma, merupakan kanker yang terjadi pada tulang seperti osteosarkoma, tulang rawan seperti kondrosarkoma, jaringan otot seperti rabdomiosarcoma, jaringan adiposa, pembuluh darah dan jaringan penghantar atau pendukung lainnya.
- Leukemia, merupakan kanker yang terjadi akibat tidak matangnya sel darah yang berkembang di dalam sumsum tulang dan memiliki kecenderungan untuk berakumulasi di dalam sirkulasi darah.[5]
- Limfoma, merupakan kanker yang timbul dari nodus limfa dan jaringan dalam sistem kekebalan tubuh
Patofisiologi
Kanker adalah kelas penyakit
beragam yang sangat berbeda dalam hal penyebab dan biologisnya. Setiap
organisme, bahkan tumbuhan, bisa terkena kanker. Hampir semua kanker yang
dikenal muncul secara bertahap, saat kecacatan bertumpuk di dalam sel kanker
dan sel anak-anaknya (lihat bagian mekanisme
untuk jenis cacat yang umum).
Setiap hal yang bereplikasi
memiliki kemungkinan cacat (mutasi). Kecuali jika pencegahan dan perbaikan
kecatatan ditangani dengan baik, kecacatan itu akan tetap ada, dan mungkin
diwariskan ke sel anang/(daughter cell). Biasanya, tubuh melakukan penjagaan
terhadap kanker dengan berbagai metoda, seperti apoptosis, molekul pembantu (beberapa polimerase
DNA), penuaan/(senescence), dan lain-lain. Namun, metoda
koreksi-kecatatan ini sering kali gagal, terutama di dalam lingkungan yang
membuat kecatatan lebih mungkin untuk muncul dan menyebar. Sebagai contohnya,
lingkungan tersebut mengandung bahan-bahan yang merusak, disebut dengan bahan karsinogen, cedera berkala (fisik, panas, dan
lain-lain), atau lingkungan yang membuat sel tidak mungkin bertahan, seperti hipoksia. Karena itu, kanker adalah penyakit
progresif, dan berbagai kecacatan progresif ini perlahan berakumulasi hingga
sel mulai bertindak berkebalikan dengan fungsi seharusnya di dalam organisme.
Kecacatan sel, sebagai penyebab kanker, biasanya bisa memperkuat dirinya
sendiri (self-amplifying), pada akhirnya akan berlipat ganda secara
eksponensial. Sebagai contohnya :
- Mutasi dalam perlengkapan perbaikan-kecacatan bisa menyebabkan sel dan sel anangnya mengakumulasikan kecacatan dengan lebih cepat.
- Mutasi dalam perlengkapan pembuat sinyal (endokrin) bisa mengirimkan sinyal penyebab-kecacatan kepada sel di sekitarnya.
- Mutasi bisa menyebabkan sel menjadi neoplastik, membuat sel bermigrasi dan dan merusak sel yang lebih sehat.
- Mutasi bisa menyebabkan sel menjadi kekal (immortal), lihat telomeres, membuat sel rusak bisa membuat sel sehat rusak selamanya.
Pembentukan sel kanker
Kondisi-kondisi yang dapat
menyebabkan perubahan sel normal menjadi sel kanker adalah hiperplasia,
displasia, dan neoplasia. Hiperplasia adalah keadaan saat sel normal dalam
jaringan bertumbuh dalam jumlah yang berlebihan. Displasia merupakan kondisi
ketika sel berkembang tidak normal dan pada umumnya terlihat adanya perubahan
pada nukleusnya. Pada tahapan ini ukuran nukleus
bervariasi, aktivitas mitosis meningkat, dan tidak ada
ciri khas sitoplasma yang berhubungan dengan diferensiasi
sel pada jaringan. Neoplasia merupakan kondisi sel pada jaringan yang sudah
berproliferasi secara tidak normal dan memiliki sifat invasif.[6]
Pertumbuhan yang tidak terkendali
tersebut disebabkan kerusakan DNA, menyebabkan mutasi
di gen
vital yang mengontrol pembelahan sel. Beberapa mutasi mungkin dibutuhkan untuk
mengubah sel normal menjadi sel kanker. Mutasi-mutasi tersebut sering
diakibatkan agen kimia maupun fisik yang disebut karsinogen. Mutasi dapat terjadi secara spontan
(diperoleh) ataupun diwariskan (mutasi germline).
Kelainan siklus sel, antara lain terjadi saat:
- perpindahan fasa G1 menuju fasa S.[7]
- siklus sel terjadi tanpa disertai dengan aktivasi faktor transkripsi.[8] Pencerap hormon tiroid beta1 (TRbeta1) merupakan faktor transkripsi yang diaktivasi oleh hormon T3 dan berfungsi sebagai supresor tumor dan gangguan gen THRB yang sering ditemukan pada kanker.[9]
- siklus sel terjadi dengan kerusakan DNA yang tidak terpulihkan.[10]
- translokasi posisi kromosom yang sering ditemukan pada kanker sel darah putih seperti leukimia atau limfoma, atau hilangnya sebagian DNA pada domain tertentu pada kromosom.[11] Pada leukimia mielogenus kronis, 95% penderita mengalami translokasi kromosom 9 dan 22, yang disebut kromosom filadelfia.
Karsinogenesis
pada manusia adalah sebuah proses berjenjang sebagai
akibat paparan karsinogen yang sering dijumpai
dalam lingkungan, sepanjang hidup, baik melalui konsumsi,[12] maupun infeksi.[13] Terdapat empat jenjang karsinogenesis:
- inisiasi tumor
- promosi tumor
- konversi malignan
- progresi tumor
Angiogenesis
Pada umumnya, sel kanker membentuk
sebuah tumor, kecuali pada leukemia. Sebelum tahun
1960, peneliti kanker berpendapat bahwa asupan nutrisi yang mencapai tumor
terjadi oleh karena adanya jaringan pembuluh darah yang telah ada, namun
penelitian yang lebih baru menunjukkan bahwa lintasan angiogenesis
diperlukan bagi tumor untuk berkembang dan menyebar.[14] Tanpa lintasan angiogenesis, sebuah
tumor hanya akan berkembang hingga memiliki diameter sekitar 1-2 mm, dan setelah itu
perkembangan tumor akan terhenti.[15] Sebaliknya, dengan angiogenesis, sebuah
tumor akan berkembang hingga melampaui ukuran diameter 2 milimeter.[16] Oleh karena itu, sel tumor memiliki
kemampuan untuk mensekresi protein yang dapat mengaktivasi lintasan
angiogenesis. Dari berbagai protein yang dapat mengaktivasi lintasan
angiogenesis seperti acidic fibroblast growth factor, angiogenin,
epidermal growth factor, G-CSF,
HGF, interleukin-8, placental growth factor, platelet-derived
endothelial growth factor, scatter factor, transforming growth
factor-alpha, TNF-α, dan molekul kecil seperti adenosina,
1-butyryl glycerol, nikotinamida,
prostaglandin E1 dan E2; para ilmuwan telah
mengidentifikasi dua protein yang sangat penting bagi pertumbuhan tumor yaitu vascular
endothelial growth factor (VEGF) dan basic fibroblast growth factor
(bFGF). Kedua protein ini disekresi oleh berbagai jenis sel kanker dan beberapa
jenis sel normal.[17]
Sekresi VEGF atau bFGF akan
mengikat pada pencerap sel endotelial
dan mengaktivasi sel tersebut untuk memicu lintasan metabolisme yang membentuk pembuluh darah baru.[18] Sel endotelial akan memproduksi
sejumlah enzim MMP yang akan melakukan degradasi terhadap
jaringan matriks ekstraselular yang mengandung protein dan polisakarida, dan berfungsi untuk sebagai jaringan
ikat yang menyangga jaringan parenkima dengan mengisi ruang di sela-sela
selnya. Degradasi jaringan tersebut memungkinkan sel endotelial bermigrasi
menuju jaringan parenkima, melakukan proliferasi dan diferensiasi menjadi jaringan pembuluh darah yang
baru.
Reaksi antara asam tetraiodotiroasetat dengan integrin
adalah penghambat aktivitas hormon tiroksin dan tri-iodotironina yang merupakan salah satu faktor
yang berperan dalam angiogenesis dan proliferasi sel tumor.[19]
Metastasis
Walaupun telah dilakukan
penelitian intensif selama beberapa dekade,
mekanisme patofisiologis dari metastasis belum benar-benar diketahui dan masih
menjadi kontroversi.
Namun terdapat dua model metastasis fundamental,[20] yang mirip dengan proposal metastasis
yang diajukan oleh Stephen
Paget pada tahun 1889 yang mengatakan bahwa metastasis bergantung
pada komunikasi
antara sel kanker yang disebut the seed dan lingkungan mikro pada organ
tertentu yang disebut the soil.[21]
Model yang pertama menjelaskan
bahwa tumor primer pada organ akan timbul dari sel yang sama, yang mengalami
berbagai perubahan seperti heterogenitas,
ketidakseimbangan genomik, akumulasi mutasi
atau penyimpangan genetik, hingga terjadi evolusi klonal meliputi perubahan fenotipe dan perilaku sel hingga potensi untuk
melakukan metastasis ke organ lain dan membentuk tumor sekunder.
Model yang kedua menjabarkan bahwa
kanker yang timbul pada organ, terjadi akibat aktivasi ruang yang diperuntukkan
bagi sel punca kanker sehingga memungkinkan metastasis
dari sejumlah jaringan tubuh yang lain.
Faktor risiko
Kanker adalah penyakit yang 90-95%
kasusnya disebabkan faktor lingkungan dan 5-10% karena faktor genetik.[22]. Faktor lingkungan yang biasanya
mengarahkan kepada kematian akibat kanker adalah tembakau (25-30%), diet dan obesitas (30-35 %), infeksi (15-20%), radiasi, stres, kurangnya aktivitas
fisik, polutan
lingkungan.[22]
Bahan Kimia
Patogenesis kanker dapat dilacak
balik ke mutasi DNA
yang berdampak pada pertumbuhan sel dan metastasis. Zat yang menyebabkan mutasi
DNA dikenal sebagai mutagen, dan mutagen yang menyebabkan kanker disebut dengan
karsinogen. Ada beberapa zat khusus yang terkait
dengan jenis kanker tertentu. Rokok
tembakau dihubungkan dengan banyak jenis kanker,[23] dan penyebab dari 90% kanker paru-paru.[24] Keterpaparan secara terus-menerus
terhadap serat asbestos dikaitkan dengan mesothelioma.[25]. Banyak mutagen adalah juga karsinogen. Tetapi, beberapa
mutagen bukanlah karsinogen. Alkohol adalah contoh bahan kimia
bersifat karsinogen yang bukan mutagen.[26].
Bahan kimia seperti ini bisa menyebabkan kanker dengan menstimulasi tingkat
pembelahan sel. Tingkat replikasi yang lebih cepat, hanya menyisakan sedikit
waktu bagi enzim-enzim untuk memperbaiki DNA yang rusak pada saat replikasi DNA, sehingga meningkatkan kemungkinan
terjadinya mutasi. Riset selama beberapa dekade menunjukkan keterkaitan antara
penggunaan tembakau dan kanker pada paru-paru, laring,
kepala, leher, perut, kandung kemih, ginjal, esofagus, dan pankreas.[27]. Asap tembakau memiliki lebih dari lima
puluh jenis karsinogen yang sudah dikenali termasuk nitrosamines
dan hidrokarbon
aromatik polisiklik.[28] Tembakau bertanggung jawab atas satu
per tiga dari seluruh kematian akibat kanker di negara-negara maju,[23] dan sekitar satu per lima di seluruh
dunia.[28] Tingkat kematian akibat kanker paru-paru di Amerika Serikat mencerminkan
pola merokok, dengan kenaikan dalam pola merokok
diikuti dengan peningkatan yang dramatis dalam tingkat kematian akibat kanker
paru-paru. Walaupun begitu, jumlah perokok di seluruh dunia terus meningkat,
sehingga beberapa organisasi menyebutkannya sebagai epidemik tembakau.[29]
Kanker yang berhubungan dengan pekerjaan seseorang diyakini memiliki jumlah sebesar
2-20% dari semua kasus.[30]
Radiasi Ionisasi
Sumber-sumber radiasi
ionisasi, seperti gas radon, bisa menyebabkan kanker.
Keterpaparan terus-menerus terhadap radiasi
ultraviolet dari matahari bisa menyebabkan melanoma
dan beberapa penyakit kulit yang berbahaya.[31]
Diperkirakan 2% dari penyakit kanker di masa yang akan datang dikarenakan CT Scan
di saat ini.[32] Radiasi dari frekuensi radio tak berion
dari telepon seluler
dan sumber-sumber radio frekuensi yang serupa juga dianggap sebagai penyebab
kanker, tetapi saat ini sangat sedikit bukti kuat yang mendukung keterkaitan
ini.[33]
Infeksi
Beberapa kanker bisa disebabkan infeksi.[34]
Ini bukan saja berlaku pada binatang-binatang seperti burung,
tetapi juga pada manusia. Virus-virus ini berperan hingga 20%
terhadap terjangkitnya kanker pada manusia di seluruh dunia.[35]. Virus-virus ini termasuk papillomavirus pada manusia (kanker serviks), poliomavirus
pada manusia (mesothelioma,
tumor otak), virus Epstein-Barr
(penyakit limfoproliferatif sel-B dan kanker nasofaring), virus herpes penyebab sarcoma Kaposi (Sarcoma
Kaposi dan efusi limfoma primer), virus-virus hepatitis B dan hepatitis C (kanker hati), virus-1
leukemia sel T pada manusis (leukemia sel T), dan helicobacter
pylori (kanker lambung).[35]
Data ekperimen dan epidemiologis
menyatakan peran kausatif untuk virus dan virus tampaknya menjadi faktor risiko
kedua paling penting dalam perkembangan kanker pada manusia, yang hanya
dilampaui oleh penggunaan tembakau.[36] Jenis tumor yang ditimbulkan virus
dapat dibagi menjadi dua, jenis yang bertransformasi secara akut dan bertransformasi
secara perlahan. Pada virus yang bertransformasi secara akut, virus
tersebut membawa onkogen yang terlalu aktif yang disebut onkogen-viral (v-onc),
dan virus yang terinfeksi bertransformasi segera setelah v-onc terlihat.
Kebalikannya, pada virus yang bertransformasi secara perlahan, genome virus
dimasukkan di dekat onkogen-proto di dalam genom induk.
Ketidakseimbangan Metabolisme
Senyawa formaldehid yang disintesis di dalam tubuh,
seringkali terbentuk dari lintasan metabolisme
senyawa xenobiotik,
dapat membentuk ikatan kovalen
dengan DNA, atau mengikat pada serum albumin dan gugus valina dari hemoglobin, dan menginduksi lintasan karsinogenesis.[37]
Ketidakseimbangan Hormonal
Tingginya rasio plasma hormon
TGF-β, yang merupakan regulator pada proses
penyembuhan luka, akan meningkatkan produksi ROS
pada fibroblas,
serta diferensiasi fibroblas menuju fenotipe miofibroblas.[38]
Disfungsi Sistem Kekebalan
Bagian
ini membutuhkan pengembangan
|
Keturunan
Keturunan (genetik) merupakan
salah satu faktor penting dalam pembentukan kanker.
Adanya faktor genetik dalam
pembentukan kanker ini terjadi karena salah penyebab kanker adalah mutasi
DNA yang memang diturunkan dari orangtua kepada anaknya, akan tetapi tidak
semua jenis kanker dapat diturunkan. hal tersebut dipengaruhi oleh letak mutasi
pada DNA yang dialami dan juga genotipe dari mutasi
yang terjadi.
Letak kerusakan DNA yang dialami
Ada 2 macam letak mutasi yang
memicu terbentuknya kanker, yaitu mutasi pada gen-gen onkogen dan mutasi pada gen-gen pensupresi tumor.
mutasi pada gen pensupresi tumor lah yang biasanya memicu penurunan kanker. hal
tersebut disebabkan karena zigot yang mengalami mutasi pada gen onkogen
biasanya tidak dapat bertahan hidup sehingga tidak dapat diturunkan.
Penyebab Lain
Bagian
ini membutuhkan pengembangan
|
Diagnosis
Kebanyakan kanker dikenali karena
tanda atau gejala tampak atau melalui screening. Kedua metode ini tidak
menuju ke diagnosis yang jelas, yang biasanya membutuhkan sebuah biopsi.
Beberapa kanker ditemukan secara tidak sengaja pada saat evaluasi medis dari
masalah yang tak berhubungan.
Karena kanker juga dapat
disebabkan adanya metilasi pada promotor gen
tertentu, maka deteksi dini dapat dilakukan dengan menguji gen yang menjadi biomarker
untuk kanker. Beberapa jenis kanker telah diketahui status metilasi biomarker-nya.
Misalnya untuk kanker payudara
dapat digunakan biomarker BRCA, sedangkan untuk kanker kolorektal dapat menggunakan biomarker
Sox17.
Deteksi dini ini sangat penting.
Pada beberapa kanker seperti kanker kolorektal apabila diketahui sejak dini
peluang untuk sembuh lebih besar.[39]
Selain itu, deteksi dini dapat memudahkan dokter untuk memberikan pengobatan
yang sesuai.
Simtoma klinis
Secara umum, gejala klinis kanker bisa dibadi
menjadi kelompok :
- Gejala lokal : pembesaran atau pembengkakan yang tidak biasa tumor, pendarahan (hemorrhage), rasa sakit dan/atau tukak lambung/ulceration. Kompresi jaringan sekitar bisa menyebabkan gejala jaundis (kulit dan mata yang menguning).
- Gejala pembesaran kelenjar getah bening (lymph node), batuk, hemoptisis, hepatomegali (pembesaran hati), rasa sakit pada tulang, fraktur pada tulang-tulang yang terpengaruh, dan gejala-gejala neurologis. Walaupun pada kanker tahap lanjut menyebabkan rasa sakit, sering kali itu bukan gejala awalnya.
- Gejala sistemik : berat badan turun, nafsu makan berkurang secara signifikan, kelelahan dan kakeksia(kurus kering), keringat berlebihan pada saat tidur/keringat malam, anemia, fenomena paraneoplastik tertentu yaitu kondisi spesifik yang disebabkan kanker aktif seperti trombosis dan perubahan hormonal. Setiap gejala dalam daftar di atas bisa disebabkan oleh berbagai kondisi (daftar berbagai kondisi itu disebut dengan diagnosis banding). Kanker mungkin adalah penyebab utama atau bukan penyebab utama dari setiap gejala.
- Gejala angiogenesis yang merupakan interaksi antara sel tumor, sel stromal, sel endotelial, fibroblas dan matriks ekstraselular.[40] Pada kanker, terjadi penurunan konsentrasi senyawa penghambat pertumbuhan pembuluh darah baru, seperti trombospondin, angiostatin dan glioma-derived angiogenesis inhibitory factor, dan ekspresi berlebih faktor proangiogenik, seperti vascular endothelial growth factor,[41] yang memungkinkan sel kanker melakukan metastasis.[42] Terapi terhadap tumor pada umumnya selalu melibatkan 2 peran penting, yaitu penggunaan anti-vascular endothelial growth factor monoclonal antibodies untuk mengimbangi overekspresi faktor proangiogenik, dan pemberian senyawa penghambat angiogenesis, seperti endostatin dan angiostatin.[41]
- Gejala migrasi sel tumor, yang ditandai dengan degradasi matriks ekstraselular (ECM), jaringan ikat yang menyangga struktur sel, oleh enzim MMP. Hingga saat ini telah diketahui 26 berkas gen MMP yang berperan dalam kanker,[43] dengan pengecualian yang terjadi antara lain pada hepatocellular carcinoma.[44]
Simtoma paraklinis
Ciri paraklinis umum pada sel tumor maupun kanker adalah produksi asam laktat dan asam piruvat yang tinggi, oksidasi glukosa yang rendah, walaupun tidak selalu
disertai simtoma hipoksia, percepatan lintasan glikolisis dan perlambatan laju fosforilasi oksidatif,
dan pergeseran lintasan glikolisis dari anaerobik menjadi aerobik,
yang dikenal sebagai efek Warburg.[45] Sel kanker memiliki kecenderungan untuk
menghasilkan ATP sebagai
sumber energi dari lintasan glikolisis daripada lintasan fosforilasi oksidatif.
Faktor transkripsi
Ets-1
yang ditingkatkan oleh sekresi H2O2
oleh mitokondria merupakan salah satu pemegang kendali
pergeseran metabolisme pada sel kanker.[46] Ciri lain adalah rendahnya kadar plasma vitamin C yang ditemukan pada berbagai penderita
kanker, baik dari penderita dengan kebiasaan merokok, maupun tidak.[47]
Perubahan morfologi selular
Jaringan kanker memiliki ciri
morfologis yang sangat khas saat diamati dengan mikroskop. Diantaranya berupa banyaknya jumlah sel
yang mengalami mitosis, variasi jumlah dan ukuran nukleus, variasi ukuran dan bentuk sel, tidak
terdapat fitur selular yang khas, tidak terjadi koordinasi selular yang biasa
nampak pada jaringan normal dan tidak terdapat batas jaringan yang jelas.
Immunohistochemistry dan metode molekular
lain digunakan untuk menemukan ciri morfologis khas pada sel kanker/tumor,
sebagai rujukan diagnosis dan prognosis.
Hahn dan rekan menggunakan ekspresi ektopik dari kombinasi antara telomerase transkriptase balik dengan onkogen h-ras dan antigen T dari virus SV40 untuk menginduksi konversi tumorigenik pada sel fibroblas dan sel epitelial manusia, yang terjadi akibat disrupsi pada lintasan metabolik intraselular. Ciri fenotipe dari sel kanker setelah mengalami transformasi dari sel normal, antara lain:[48]
Transformasi in vitro
- Terjadi perubahan sitologi seperti pada sel kanker in vivo yaitu peningkatan basofil sitoplasmik, peningkatan jumlah dan ukuran nuklei
- Perubahan pada karakteristik perkembangan sel:
a. sulit mati walaupun telah
mengalami diferensiasi berkali-kali
b. tumbuh berkembang yang tidak
terhenti, walaupun telah berdesakan dengan sel di sekitarnya, sehingga jaringan
kanker memiliki kepadatan yang tinggi
d. tidak lagi membutuhkan lapisan
antarmuka untuk berkembangbiak, dan dapat tumbuh sebagai koloni bebas di dalam medium semi-padat.
e. tidak memiliki kendali atas siklus sel
f. sulit mengalami apoptosis
- Perubahan pada struktur dan fungsi membran sel, termasuk peningkatan aglutinabilitas karena lektin herbal
- Perubahan pada komposisi antarmuka sel, glikoprotein, proteoglikan, glikolipid dan musin, ekspresi antigen tumorik dan peningkatan penyerapan asam amino, heksos dan nukleosida.
- Tidak terjadi interaksi matriks sel-sel dan sel-ekstraselular, sehingga tidak terjadi penurunan laju diferensiasi
- Sel kanker tidak merespon stimulasi zat yang menginduksi diferensiasi, karena terjadi perubahan komposisi antarmuka sel, termasuk komposisi molekul pencerap zat bersangkutan.
- Perubahan dalam mekanisme transduksi sinyal selular, termasuk pada lintasan yang sangat fundamental, selain lintasan regulasi yang mengendalikan fungsi pencerap faktor pertumbuhan, jenjang fosforilasi dan defosforilasi.
- Kemampuan untuk menginduksi tumor pada model. Kemampuan ini yang menjadi sine qua non yang mendefinisikan kata "ganas" pada transformasi in vitro. Walaupun demikian, sel kanker yang tidak memiliki kemampuan seperti ini, tetap memiliki sifat "tumorigenik" pada model yang
lain.
Transformasi in vivo
Transformasi pada sel manusia memerlukan akumulasi dari berbagai
perubahan genetik yang mengakibatkan ketidak-stabilan genomik,[49] seperti:
- Peningkatan ekspresi protein onkogen sebagai akibat dari translokasi, amplifikasi dan mutasi pada kromosom.
- Tidak terdapat ekspresi protein dari gen "penekan tumor".
- Perubahan pada metilasi DNA.
- Terdapat kelainan transkripsi genetik yang menyebabkan kelebihan produksi zat pendukung pertumbuhan, seperti IGF-2, TGF-α, faktor angiogenesis tumor, PDGF, dan faktor pertumbuhan hematopoietik seperti CSF dan interleukin.
- Tidak terjadi keseimbangan genetis, sehingga proliferasi menjadi semakin tidak terkendali, peningkatan kemungkinan terjadinya metastasis.
- Perubahan pada pola enzim dan peningkatan enzim yang berperan dalam sintesis asam nukleat dan enzim yang bersifat litik, seperti protease, kolagenase dan glikosidase.
- Produksi antigen onkofetal, seperti antigen karsinoembrionik dan hormon plasentis (contoh: gonadotropin korionik), atau isoenzim seperti alkalina fosfatase plasentis.
- Kemampuan untuk menghindari respon antitumor dari inangnya.
Dari berbagai perubahan genetik
tersebut, pada tumor pada manusia, seringkali ditemukan translokasi kromosom yang menghasilkan produk kimerik dengan kemampuan transformasi menjadi sel
tumor/kanker atau mengubah ekspresi onkogen.[49]
Penanganan
Riset kanker
Riset kanker merupakan usaha ilmiah yang banyak
ditekuni untuk memahami proses penyakit dan menemukan terapi yang memungkinkan.
Meskipun pemahaman kanker memiliki tumbuh secara eksponen sejak dekade terakhir dari
abad ke-20, terapi baru yang radikal hanya ditemukan dan diperkenalkan secara
bertahap.
Penghambat tirosin kinase (imatinib
dan gefitinib)
pada akhir 1990-an dianggap sebuah terobosan utama. Antibodi monoklonal
telah terbukti sebuah langkah besar dalam perawatan kanker
David Porter, onkolog dari
University of Pennsylvania Medical Center di Philadelphia, melaporkan pertama
kali setelah upaya 20 tahun terapi sel GM modifikasi gen sel-T berhasil
menghancurkan tumor kanker leukemia.
Menemukan cara untuk memprediksi
tumor yang akan menyebar menjadi salah satu target paling penting dalam
penelitian kanker. Sehyo Choe, fisikawan dari University of Heidelberg di
Jerman, dan rekannya membangun model matematika bagaimana tumor berkembang.
Markus Gusenbauer di St. Poelten University of Applied Sciences, Austria, dan
rekannnya mengembangkan sebuah model bagaimana darah mengalir melalui
manik-manik magnetik.
B.Tumor
Tumor adalah jaringan sel liar berupa
benjolan atau pembengkakan di bagian tubuh.
Perkembangan tumor lambat dan tetap di satu lokasi, tetapi pasti dan terus
membesar. Apabila muncul benjolan di bagian tubuh kita secara liar, baik terasa
sakit maupun tidak, harus diwaspadai karena benjolan tersebut kemungkinan
adalah tumor.
Tumor
tidak begitu berbahaya bagi kesehatan tubuh. Perkembangan tumor bisa disebabkan
oleh pertumbuhan jaringan baru atau pengumpulan cairan, seperti kista dan
benjolan yang berisi darah akibat benturan. Tumor yang awalnya jinak
jika tidak diobati secara benar akan meradang dan bukan tidak mungkin akan
berubah menjadi tumor ganas alias kanker. Tumor jinak biasanya tumbuh
lambat dan hanya di satu tempat. Tumor ini bisa terus membesar, tetapi tidak
menyebar ke bagian tubuh lain dan jarang mengganggu kesehatan. Tak heran
apabila seseorang yang sudah bertahun-tahun menderita tumor di bagian punggung
tidak merasa terganggu dan tidak pernah merasakan sakit apapun
Kata tumor, secara literatur
mempunyai arti pembengkakan yang abnormal. Tumor (neoplasma) merupakan suatu
lesi sebagai hasil pertumbuhan abnormal dari sel yang autonom atau relative
autonom, yang menetap, walaupun rangsang penyebabnya telah dihilangkan. Tumor
merupakan hasil transformasi neoplastik dari semua sel berinti tunggal dalam
tubuh. Sel yang telah mengalami transformasi disebut sel neoplastik. Dengan
transformasi yang meliputi satu seri perubahan genetic (misalnya mutasi), sel
melepaskan diri secara permanent dari mekanisme pengatur pertumbuhan normal.
Sel neoplastik dalam tumor disebut maligna yang memiliki tambahan kemampuan
khas yang mematikan yang memungkinkan sel tersebut menembus dan menyebar, atau
metastis ke jaringan yang lain. Kanker merupakan kata yang lebih sering
digunakan dalam masyarakat dibandingkan dalam lingkungan medis; yang mempunyai
konotasi emosional dan secara umum yang mengarah kepada tumor ganas (maligna)
atau neoplasma.
Struktur tumor terdiri dari sel neoplastik dan stroma.
Stroma adalah kelompok sel neoplastik dilekatkan ke dalam dan didukung oleh
anyaman jaringan ikat, stoma berasal dari kata yunani yang mempunyai arti
kasur. Peranan stroma ini adalah memberikan dukungan mekanis dan nutrisi pada
sel neoplastik. Stroma ini terbentuk oleh induksi jaringan ikat oleh factor
tumbuh pada lingkungan sekitar tumor. Stroma tumor selalu mengandung pembuluh
darah yang tersebar dan menyatu dengan tumor. Proliferasi vaskuler diasumsikan
dipengaruhi oleh factor angiogenik yang diproduksi oleh sel tumor. Tumbuhnya
tumor tergantung pada kemampuannya mempengaruhi pembuluh darah untuk perfusi,
yang apabila tidak akan menyebabkan berkurangnya pasokan pembuluh darah.
Akibatnya pertumbuhannya akan mengalami keterbatasan karena kemampuan difusi
makanan ke dalamnya juga terbatas. Sel tumor akan berhenti tumbuh ketika
benjolan telah mencapai diameter tidak lebih dari 1-2 mm. Dengan kata lain
transformasi neoplastik sel tunggal menyebabkan tumbuhnya nodul tumor, dibatasi
oleh kemampuan makanan untuk berdifusi ke dalamnya seluasnya 1-2 mm. Produksi
TAF (tumor angiogenic factor) merangsang proliferasi dan tumbuhnya tumor yang
didukung oleh perfusi.
Daerah yang pembuluh darahnya tumbuh lambat akan
menyebabkan terjadinya nekrosis.
Tumor yang
berbentuk datar, polipoid, berpapil papil biasanya jinak, tumor yang bentuknya
berbenjol-benjol, ulserasi atau anular cenderung lebih ganas. Tumor yang anular
biasanya melingkari struktur tubulus (misalnya usus), sering ditemukan pada
usus besar dan sering menyebabkan obstruksi usus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar