Kamis, 27 November 2014

MAKALAH KONSEP DASAR PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PERSONAL HYGINE, PERBEDEN, MOBILISASI



MAKALAH KONSEP DASAR PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN
PEMENUHAN KEBUTUHAN PERSONAL HYGINE, PERBEDEN, MOBILISASI
BAB 1
PENDAHULUAN
  1. LATAR BELAKANG
Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan seseoang adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseoran untuk kesejahteraan fisik dan psikis.
Tidak jarang masalah kebersihan dianggap masalah sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum. Oleh karena itu personal hygine sangat penting bagi setiap orang sekalipun orang itu sedang sakit.
Mobilisasi merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak bebas, mudah, teratur, mempunyai tujuan memenuhi kebutuhan hidup sehat, dan penting untuk kemandirian (Barbara Kozier, 1995). Sebaliknya keadaan imobilisasi adalah suatu pembatasan gerak atau keterbatasan fisik dari anggota badan dan tubuh itu sendiri dalam berputar, duduk dan berjalan, hal ini salah satunya disebabkan oleh berada pada posisi tetap dengan gravitasi berkurang seperti saat duduk atau berbaring (Susan J. Garrison, 2004).
Mobilisasi secara garis besar dibagi menjadi 2, yaitu mobilisasi secara pasif dan mobilisasi secara aktif. Mobilisasim secara pasif yaitu: mobilisasi dimana pasien dalam menggerakkan tubuhnya dengan cara dibantu dengan orang lain secara total atau keseluruhan. Mobilisasi aktif yaitu: dimana pasien dalam menggerakkan tubuh dilakukan secara mandiri tanpa bantuan dari orang lain (Priharjo, 1997).
  1. TUJUAN PENULISAN
    1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keterampilan Dasar Praktik Kebidanan.
  1. Tujuan Khusus
  • Untuk mengetahui hal yang berhubungan dengan kebutuhan aktivitas.
  • Untuk mengetahui cara memindahkan pasien dari satu posisi ke posisi lain.
  • Untuk mengetahui cara menyiapkan tempat tidur dengan pasien diatas tempat tidur
  • Untuk mengetahui cara memandikan pasien di tempat tidur
  • Untuk mengetahui cara merawat rambut pasien
  • Untuk mengetahui cara merawat kuku pasien
  • Untuk mengetahui cara menyikat gigi pasien sadar/tidak sadar (Oral Hygine)
  • Untuk mengetahui cara hygine vulva
  1. Rumusan Masalah
  • Apa definisi dari kebutuhan aktivitas?
  • Apa definisi dari kebutuhan personal hygine?
  • Apa definisi dari perbeden?
  • Tindakan apa saja dalam pemenuhan kebutuhan aktivitas?
  • Tindakan apa saja dalam pemenuhan kebutuhan personal hygine?
  • Tindakan apa saja dalam perbeden?
  • Masalah apa saja yang timbul dalam pemenuhan kebutuhan aktivitas?
  • Masalah apa saja yang muncul dalam pemenuhan kebutuhan personal hygine?
  • Masalah apa saja yang timbul saat melakukan perbeden?
  1. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
Bab I. Pendahuluan, berisi pendahuluan yang menjelaskan latar belakang masalah, rumusan masalah, maksud dan tujuan, sistematika penulisan, metode penulisan.
Bab II. Pembahasan, berisi pembahasan yang menjelaskan tentang kebutuhan aktivitas(mobilisasi), kebutuhan personal hygine, perbeden
Bab III. Penutup, berisi kesimpulan, dan saran.
  1. Metode Penulisan
Metode  yang digunakan dalam penyusunan makalah ini yaitu dengan studi kepustakaan. Studi kepustakaan adalah suatu metode pengumpulan data dengan cara mencari, mengumpulkan, dan mempelajari materi-materi dari buku maupaun dari media informasi lainnya dalam hal ini yang berkaitan dengan kebutuhan aktivitas(mobilisasi), kebutuhan personal hygine, perbeden
BAB 2
PEMBAHASAN
  1. Pengertian Personal Hygine, Mobilisasi, dan Perbeden
Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan seseoang adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseoran untuk kesejahteraan fisik dan psikis.
Menurut Poter. Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri ( Depkes 2000).
Perawatan Diri atau Kebersihan Diri (Personal Hygine) merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan baik secara fisik maupun psikologis.
Mobilitas atau mobilisasi merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah, dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna mempertahankan kesehatannya.
Perbeden merupakan tindakan keperawatan kebersihan lingkungan dalam mempersiapkan tempat tidur bagi klien.
  1. Faktor-faktor yg mempengaruhi
  • Personal Hygine
-          Budaya
-          Nilai sosial pada individu atau keluarga
-          Pengetahuan
-          Persepsi terhadap perawatan dir
  • Aktivitas (mobilisasi)
-          Penyakit yang di derita
-          Ketidakmampuan atau ketidakmauan dalam beraktivitas
  1. Masalah yang timbul dalam pemenuhan kebutuhan Personal Hygine
  • Luka dekubitus
  • Immobilisasi
  • Ingrown nail, kuku tangan yang tidak tumbuh-tumbuh dan sakit
  • Paronychia, radang sekitar jaringan kuku
  • Ram’s horn nail, pertumbuhan lambat, disertai kerusakan dasar kuku dan infeksi
  • Bau tidak sedap, reaksi mikroorganisme
  • Kutu
  • Ketombe
  • Botak (alopecia)
  • Radang pd kulit di rambut (seborrheic dermatitis)
  • Halistosis, bau napas tdk sedap
  • Ginggivitas, radang daerah gusi
  • Karies radang gigi
  • Stomatitis radang mukosa/rongga mulut
  • Peridontal desease gusi yg mudah berdarah & bengkak
  • Glostitis, radang pd lidah
  • Chilosis, bibir yg pecah2
  1. Macam-Macam TIndakan Personal Hygine
    1. Memandikan Pasien diatas tempat tidur
  • Pengertian
Merupakan tindakan keperawatan yaitu memandikan pasien diatas tempat tidur untuk memenuhi kebutuhan dasar klien.
  • Tujuan
    • Membersihkan diri klien dari minyak, keringat, sel-sel kulit mati dan bakteri.
    • Mengkaji kondisi kulit klien.
    • Menstimulasi sirkulasi/peredaran darah.
    • Meningkatkan rasa nyaman klien.
    • Mencegah infeksi kulit.
    • Mendidik klien dalam kebersihan perorangan.
    • Sebagai pengobatan.
  • Alat dan Bahan
  • Satu stel pakaian bersih.
  • Waskom mandi 2 buah.
  • Air bersih dalam ember tertutup.
  • Air hangat dalam ember tertutup.
  • sabun dalam tempatnya.
  • 2 waslap.
  • 2 handuk bersih.
  • Selimut mandi / kain penutup.
  • Alat tenun tambahan jika diperlukan.
  • Urinal / pispot
  • Sarung tangan.
  • Sampiran (bila perlu).
  • Tempat pakaian kotor.

  • Prosedur Kerja
    • Jelaskan prosedur pada pasien
    • Cuci tangan
    • Atur posisi pasien menjadi posisi tidur terlentang/setengah duduk
    • Bentangkan handuk dibawah kepala dan bersihkan wajah, telinga, dan leher dengan air hangat/sabun dengan waslap lalu keringkan dengan handuk.
    • Kain penutup (pakaian) di turunkan, bentangkan handuk diatas dada pasien dan kedua tangan ada diatas handuk tersebut. Basahi kedua tangan dengan air bersih, dan bersihkan dengan menggunakan sabun dan bilas dengan air hangat lalu keringkan dengan handuk.
    • Setelah itu kedua tangan dikeataskan, handuk dipindahkan kesisi pasien dan bersihkan daerah dada dan perut dengan sabun. Bilas dengan air hangat lalu keringkan dengan handuk.
    • Kemudian pasien dimirigkan ke kiri, handuk di bentangkan dibawah punggung sampai glutea. Lalu basahi punggung dengan sabun dan air hangat hingga glutea. Keringkan punggung dengan handuk kemudian miring ke kanan. Setelah itu pasien kembali ke posisi telentang dan pakaian atas dipasangkan dengan rapi.
    • Letakkan handuk dibawah lutut dan kemudian lutut dibersihkan dengan sabun dan air hangat. Kaki yang paling jauh didahulukan dan dikeringkan dengan handuk.
    • Ambil handuk dan letakkan di bawah glutea. Pakaian bawah perut di buka lalu dibersihkan dengan sabun dan air hangat pada daerah lipatan paha dan genalia. Setelah selesai, semua di rapikan.
    • Cuci tangan
    • Dokumentasi tindakan.
  1. Merawat Rambut.
  • Pengertian
Merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan untuk memcuci dan mnyisir rambut.
  • Tujuan
    • Menghilangkan mikroorganisme kulit kepala
    • Menambah rasa nyaman
    • Membasmi kutu atau ketombe yang melekat pada kulit kepala
    • Mempelancar system peredaran darah dibawah kulit.
    • Alat dan bahan
      • Handuk besar 1 buah
      • Handuk kecil 1 buah
      • Perlak
      • Baskom berisi air hangat
      • Ember
      • Sampo
      • Kasa dan kapas
      • Sisir
      • Bengkok
      • Gayung
      • Ember kosong
      • Prosedur Kerja
        • Jelaskan prosedur pada pasien
        • Cuci tangan
        • Pasang sampiran
        • Atur posisi pasien dengan posisi serong
Pasang perlak di bawah kepala pasien lalu arahkan perlak ke bawah dnngan digulung bagian tepi menuju ke tempat penampung (ember kosong).
  • Letakkan ember kosong dibawah  tempat tidur tepat dibawah kepala pasien..
  • Tutup telinga dengan kapas
  • Tutup dada dengan handuk kecil sampai ke leher
  • Kemudian sisir rambut dan lakukan pencucian dengan air hangat selanjutnya menggunakan sampo dan bilas dengan air hangat sambil pijat.
  • Setelah selesai keringkan rambut dan sisir
  • Rapikan alat
  • Cuci tangan
  • Dokumentasi tindakan
  1. Merawat gigi dan mulut (Oral Hygine)
  • Pengertian
Merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang dihospitalisasi dan tindakan ini dilakukan pada pasien sadar tapi tidak mampu atau pasien tidak sadar.
  • Tujuan
    • Mencegah infeksi gusi dan gigi
    • Mempertahankan kenyamanan rongga mulut
    • Mengurangi nyeri
    • Mempertahankan kebersihan mulut dan gigi
    • Alat dan bahan
      • Handuk kecil 1 buah
      • Gelas kumur berisi:
        • Air masak/NaCl
        • Obat kumur
        • Borax gliserin
        • Spatel lidah yang telah di bungkus dengan kain kasa
        • Kapas lidi
        • Bengkok
        • Kain kasa
        • Pinset anatomis dan chirugis
        • Sikat gigi
        • Pasta gigi
      • Prosedur kerja
Untuk pasien sadar
  • Jelaskan prosedur pada pasien
  • Cuci tangan
  • Atur posis pasien dengan posisi fowler
  • Pasang handuk dibawah dagu
  • Ambil pinset dan bungkus dengan kain kasa yang telah dibasahi dengan air hangat/masak
  • Kemudian bersihkan pada daerah mulut mulai dari rongga mulut, gusi, gigi, dan lidah. Lalu kumur dengan air hangat.
  • Setelah bersih, oleskan borax gliserin
  • Untuk perawatan gigi lakukan penyikatan dengan gerakan naik turun
  • Setelah penyikatan, kumur dengan air hangat.
  • Keringkan daerah mulut dengam menggunakan handuk kecil
  • Rapikan alat
  • Cuci tangan
  • Dokumentasi tindakan
Untuk pasien tidak sadar
  • Jelaskan prosedur pada pasien
  • Cuci tangan
  • Atur posisi pasien miring kanan/kiri
  • Pasang handuk dibawah dagu/pipi pasien
  • Ambil pnset dan bungkus dengan kain kasa yang telah dibasahi dengan air hangat/masak
  • Gunakan tongspatel yang telah dibungkus kain kasa untuk membuka mulut pada saat membersihkan gigi/mulut
  • Lakukan pembersihan dimulai dari dinding rongga mulut, gusi, gigi, dan lidah
  • Keringkan dengan kasa steril yang kering
  • Setelah bersih, oleskan borax gliserin.
  • Rapikan alat
  • Cuci tangan
  • Dokumentasi tindakan.
  1. Merawat kuku
  • Pengertian
Merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu merawat kuku secara mandiri.
  • Tujuan
    • Menjaga kebersihan kuku
    • Mencegah timbulnya luka
    • Mencegah timbulnya infeksi akibat kuku ysng panjang
    • Alst dan bahan
      • Alat pemotong kuku
      • Handuk
      • Kom berisi air hangat
      • Bengkok
      • Sabun
      • Sikat kuku
      • Kapas
      • Prosedur Kerja
        • Jelaskan prosedur pada pasien
        • Cuci tangan
        • Atur posisi pasien (duduk atau tidur)
        • Tentukan kuku yang akan dipotong
        • Rendam kuku dalam air hangat ±2 menit dan sikat dengan air sabun bila kotor
        • Kerignkan tangan dan kaki dengan handuk
        • Letakkan tangan diatas bengkok dan lakukan pemotongan kuku. (jangan terlalu dalam dalam memotong karna dapat menimbulkan luka)
        • Rapikan alat
        • Cuci tangan
        • Dokumentasi tindakan
  1. Hygine Vulva
  • Pengertian
Merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yag tidak mampu secara mandiri dalam membersihkan vulva
  • Tujuan
    • Mencegah terjadinya infeksi pada vulva
    • Menjaga kebersihan vulva
    • Alat dan bahan
      • Kapas sublimat atau desinfektan
      • Pinset anatomis
      • Bengkok
      • Pispot
      • Tempat cebok berisi larutan
      • Desinfektan sesuai kebutuhan
      • Pengalas
      • Handcoon
      • Prossedur kerja
        • Jelaskan prosedur pada pasien
        • Cuci tangan
        • Atur posisi pasien dengan posisi dorsal recumbent
        • Pasang pengalas dan pispot diletakkan dibawah bokong pasien
        • Gunakan handscoon
        • Lakukan tindakan hygine vulva dengan tangan kiri membuka vulva memakai kapas sublimat dan tangan kanan menyiram vulva dengan larutan desinfektan
        • Kemudian, ambil kapas sublimat dengan pinset lalu bersihkan vulva dari atas ke bawah dan kapas kotor dibuang ke bengkok. Lakukan hingga bersih
        • Setelah selesai, ambil pispot dan atur posisi pasien berbaring
        • Rapikan alat
        • Cuci tangan
        • Dokumentasi tindakan
  1. Perbeden
  • Pengertian
Merupakan tindakan keperawatan mengganti alat tenun dengan pasien tetap ada diatas tempat tidur.
  • Tujuan
    • Menjaga kebersihan tempat tidur pasien
    • Menambah rasa nyaman pada pasien
    • Alat dan bahan
      • Laken 1 buah
      • Perlak 1 buah
      • Selimut 1 buah
      • Sarung bantal 1 buah
      • Keranjang cucian 1 buah
      • Handscoon
      • Prosedur Kerja
        • Jelaskan prosedur pada pasien
        • Cuci tangan
        • Meletakkan alat yang telah di siapkan ke dekat pasien bersihkan rangka tempat tidu
        • Letakkan selimut dan bantal pasien yang tidak perlu ke atas kursi (jika tidak mengganggu pasien)
        • Miringkan pasien ke satu sisi (bila perlu ganjal satu sisi supaya tidak jatuh)
        • Lepas alat tenun pada bagian yang kosong dari bawah kasur lalu gulung satu persatu sampain dengan di bawah punggung pasien. Gulung stik laken ke tengah tempat tidur sampai sejauh mungkin. Bersihkan perlak dengan larutan desinfektan dan keringkan lalu gulung ke tengah tempat tidur sejauh mungkin gulung laken atau sprei besar ke tengah tempat tidur sejauh mungkin
        • Bersihkan alas tempat tidur dan kasur dengan lap lembab larutan desinfektan, lalau lap kembali dengan lap kering
        • Bentangkan sprei besar bersih kering dan gulung setengah bagian, letakkan setengah gulungannya di bawah punggung pasien, ratakan setengah bagian lagi kemudian pasangkan di bawah kasur
        • Gulung perlak dan ratakan lagi
        • Bentangkan stik laken bersih di atas perlak. Gulung setengah bagian dan letakkan di bawah punggung pasien, ratakan setengah lagi di atas perlak, lalu masukkan ke bawah kasur bersama dengan perlak
        • Setelah selesai dan rapikan pada salah satu bagian, miringkan pasien kearah yang berlawanan yang tadi telah di bersihkan (ganjal dengan bantal supaya tidak jatuh)
        • Lepas alat tenun yang kotor dari bawah kasur
        • Angkat stik laken dan masukkan pada tempat kain kotor
        • Bersihkan perlak kemudian di gulung ke tengah
        • Lepas laken kotor kemudian letakkan pada tempat kain kotor
        • Bersihkan alas tempat tidur dan kasur
        • Buka gulungan laken dari bawah punggung pasien, tarik dan ratakan setegang mungkin kemudian masukkan ke bawah kasur
        • Pasang perlak dan spraei seperti tadi
        • lLepas sarung bantal dan guling yang kotor, ratakan isinya kemudian pasang sarung yang bersih
        • Susun bantal, lalu baringkan kembali pasien pada posisi yang nyaman
        • Ganti selimut kotor dengan yang bersih
        • Rapikan alat
        • Cuci Tangan
        • Dokumentasi tindakan.
  1. Jenis-jenis Mobilitas
    1. Mobilitas Penuh
Merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara penuh dan bebas sehingga dapat melakukan interaksi sosial dan menjalankan peran sehari-hari. Mobilitas penuh ini merupakan fungsi saraf motorik volunter dan sensorik untuk dapat mengontrol seluruh area tubuh seseorang.
  1. Mobilitas sebagian,
Merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak dengan batasan jelas dan tidak mampu bergerak secara bebas karena dipengaruhi oleh gangguan saraf motorik dan sensorik pada area tubuhnya. Hal ini dapat dijumpai pada kasus cedera atau patah tulang dengan pemasangan traksi. Pasien paraplegi dapt mengalami mobilitas sebagian pada ekstremitas bawah karena kehilangan kontrol motorik dan sensorik. Mobilitas sebagian ini dibagi menjadi dua jenis yaitu :
  1. Mobilitas sebagian temporer, merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya sementara. Hal tersebut dapat disebabkan oleh trauma reversibel pada sistem muskuloskeletal, contohnya adalah adanya dislokasi sendi dan tulang.
  2. Mobilitas sebagian permanen, merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya menetap. Hal tersebut disebabkan oleh rusaknya sistem saraf yang reversibel, contohnya terjadinya hemiplegia karena stroke, paraplegi karena cedera tulang belakang, poliomielitis karena terganggunya sistem saraf motorik dan sensorik.
  1. Faktor-faktor yang mempengaruhi Mobilitas
    1. Gaya Hidup
Perubahan gaya hidup dapat memengaruhi kemampuan mobilitas seseorang karena gaya hidup berdampak pada perilaku atau kebiasaan sehari-hari.
2. Proses Penyakit/Cedera
Proses penyakit dapat memengaruhi kemampuan mobilitas karena dapat memengaruhi fungsi sistem tubuh. Sebagai contoh, orang yang menderita fraktur femur akan mengalami keterbatasan pergerakan dalam ekstrimitas bagian bawah.
3. Kebudayaan
Kemampuan melakukan mobilitas dapat juga dipengaruhi kebudayaan. Sebagai contoh, orang yang memiliki budaya sering berjalan jauh memiliki kemampuan mobilitas yang kuat; sebaliknya ada orang yang mengalami gangguan mobilitas (sakit) karena adat dan budaya tertentu dilarang untuk beraktivitas.
4. Tingkat Energi
Energi adalah sumber untuk melakukan mobilitas. Agar seseorang dapat melakukan mobilitas dengan baik, dibutuhkan energi yang cukup.
5. Usia dan Status Perkembangan
Terdapat perbedaan kemampuan mobilitas pada tingkat usia yang berbeda. Hal ini dikarenakan kemampuan atau kematangan fungsi alat gerak sejalan perkembangan usia.
  1. Macam-macam Latihan Mobilisasi
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah pengaturan posisi tubuh sesuai kebutuhan pasien serta melakukan ROM pasif dan aktif.
  1. Pengaturan Posisi Tubuh sesuai Kebutuhan Pasien
Pengaturan posisi dalam mengatasi masalah kebutuhan mobilitas dapat disesuaikan dengan tingkat gangguan, seperti fowler, sim, trendelenburg, dorsal recumbent, lithotomi, dan genu pectoral.
  1. Posisi Fowler,
Adalah posisi setengah duduk atau duduk, di mana bagian kepala tempat tidur lebih tinggi atau dinaikkan. Posisi ini dilakukan untuk mempertahankan kenyamanan dan memfasilitasi fungsi pernapasan pasien.
Cara :
  • Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
  • Dudukkan pasien
  • Berikan sandaran/bantal pada tempat tidur pasien atau atur tempat tidur, untuk posisi semifowler (30-45 derajat) dan untuk fowler (90 derajat)
  • Anjurkan pasien untuk tetap berbaring setengah duduk
  1. Posisi Sim
Adalah posisi miring ke kanan atau miring ke kiri. Posisi ini dilakukan untuk memberi kenyamanan dan memberikan obat anus (suposutoria)
Cara :
  • Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
  • Pasien dalam keadaan berbaring, kemudian miringkan ke kiri dengan posisi badan setengah telungkup dan kaki kiri lurus lutut. Paha kanan ditekuk diarahkan ke dada
  • Tangan kiri di atas kepala atau di belakang punggung dan tangan kanan di atas tempat tidur
  • Bila pasien miring ke kanan dengan posisi badan setengah telungkup dan kaki kanan lurus, lutut dan paha kiri ditekuk diarahkan ke dada
  • Tangan kanan di atas kepala atau di belakang punggung dan tangan kiri di atas tempat tidur
  1. Posisi Trendelenburg
Pada posisi ini pasien berbaring di tempat tidur dengan bagian kepala lebih rendah daripada bagian kaki. Posisi ini dilakukan untuk melancarkan peredaran darah ke otak.
Cara :
  • Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
  • Pasien dalam keadaan berbaring terlentang, letakkan bantal di antara kepala dan ujung tempat tidur pasien, dan berikan bantal di bawah lipatan lutut.
  • Berikan balok penopang pada bagian kaki tempat tidur atau atur tempat tidur khusus dengan meninggikan bagian kaki pasien
  1. Posisi Dorsal Recumbent
Pada posisi ini pasien berbaring telentang dengan kedua lutut fleksi (ditarik atau direnggangkan) di atas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk merawat dan memeriksa genitalia serta pada proses persalinan.
Cara :
  • Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
  • Pasien dalam keadaan berbaring telentang, pakaian bawah dibuka
  • Tekuk lutut, renggangkan paha, telapak kaki menghadap ke tempat tidur, dan renggangkan kedua kaki
  • Pasang selimut
  1. Posisi Lithotomi
Pada posisi ini pasien berbaring telentang dengan mengangkat kedua kaki dan menariknya ke atas bagian perut. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa genitalia pada proses persalinan, dan memasang alat kontrasepsi.
Cara :
  • Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
  • Pasien dalam keadaan berbaring telentang, kemudian angkat kedua pahanya dan tarik ke arah perut
  • Tungkai bawah membentuk sudut 90 derajat terhadap paha
  • Letakkan bagian lutut/kaki pada tempat tidur khusus untuk posisi lithotomic
  • Pasang selimut
  1. Posisi Genu Pectoral
Pada posisi ini pasien menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada menempel pada bagian atas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa daerah rektum dan sigmoid.
Cara :
  • Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
  • Anjurkan pasien untuk posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada menempel pada kasur tempat tidur
  • Pasang selimut pada pasien
  1. Latihan ROM Pasif dan Aktif
Pasien yang mobilitas sendinya terbatas karena penyakit, diabilitas, atau trauma memerlukan latihan sendi untuk mengurangi bahaya imobilitas. Latihan berikut dilakukan untuk memelihara dan mempertahankan kekuatan otot serta memelihara dan mobilitas persendian.
  1. Fleksi dan Ekstensi Pergelangan Tangan
Cara :
  • Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
  • Atur posisi lengan pasien dengan menjauhi sisi tubuh dan siku menekuk dengan lengan
  • Pegang tangan pasien dengan satu tangan dan tangan yang lain memegang pergelangan tangan pasien
  • Tekuk tangan pasien ke depan sejauh mungkin
  • Catat perubahan yang terjadi
  1. Fleksi dan Ekstensi Siku
Cara :
  • Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
  • Atur posisi lengan pasien dengan menjauhi sisi tubuh dengan telapak mengarah ke tubuhnya
  • Letakkan tangan di atas siku pasien dan pegang tangannya dengan tangan lainnya
  • Tekuk siku pasien sehingga tangannya mendekat bahu
  • Lakukan dan kembalikan ke posisi sebelumnya
  • Catat perubahan yang terjadi
  1. Pronasi dan Supinasi Lengan Bawah
Cara :
  • Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
  • Atur posisi lengan bawah menjauhi tubuh pasien dengan siku menekuk
  • Letakkan satu tangan perawat pada pergelangan pasien dan pegang tangan pasien dengan tangan lainnya
  • Putar lengan bawah pasien sehingga telapaknya menjauhinya
  • Kembalikan ke posisi semula
  • Putar lengan bawah pasien sehingga telapak tangannya menghadap ke arahnya
  • Kembalikan ke posisi semula
  • Catat perubahan yang terjadi
  1. Pronasi Fleksi Bahu
Cara :
  • Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
  • Atur posisi tangan pasien di sisi tubuhnya
  • Letakkan satu tangan perawat di atas siku pasien dan pegang tangan pasien dengan tangan lainnya
  • Angkat lengan pasien pada posisi semula
  • Catat perubahan yang terjadi
  1. Abduksi dan Adduksi
Cara :
  • Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
  • Atur posisi lengan pasien di samping badannya
  • Letakkan satu tangan perawat di atas siku pasien dan pegang tangan pasien dengan tangan lainnya
  • Gerakkan lengan pasien menjauh dari tubuhnya ke arah perawat
  • Kembalikan ke posisi semula
  • Catat perubahan yang terjadi
  1. Rotasi Bahu
Cara :
  • Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
  • Atur posisi lengan pasien menjauhi tubuh dengan siku menekuk
  • Letakkan satu lengan perawat di lengan atas pasien dekat siku dan pegang tangan pasien dengan tangan yang lain
  • Gerakkan lengan bawah ke bawah sampai menyentuh tempat tidur, telapak tangan menghadap ke bawah
  • Kembalikan lengan ke posisi semula
  • Gerakkan lengan bawah ke belakang sampai menyentuh tempat tidur, telapak tangan menghadap ke atas
  • Kembalikan ke posisi semula
  • Catat perubahan yang terjadi
  1. Fleksi dan Ekstensi Jari-Jari
Cara :
  • Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
  • Pegang jari-jari kaki pasien dengan satu tangan sementara tangan lain memegang kaki
  • Bengkokkan (tekuk) jari-jari kaki ke bawah
  • Luruskan jari-jari kemudian dorong ke belakang
  • Kembalikan ke posisi semula
  • Catat perubahan yang terjadi
  1. Infersi dan Efersi Kaki
Cara :
  • Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
  • Pegang separuh bagian atas kaki pasien dengan satu jari dan pegang pergelangan kaki dengan tangan satunya
  • Putar kaki ke dalam sehingga telapak kaki menghadap ke kaki lainnya
  • Kembalikan ke posisi semula
  • Putar kaki keluar sehingga bagian telapak kaki menhjauhi kaki yang lain
  • Kembalikan ke posisi semula
  • Catat perubahan yang terjadi
  1. Fleksi dan Ekstensi Pergelangan Kaki
Cara :
  • Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
  • Letakkan satu tangan perawat pada telapak kaki pasien dan satu tangan yang lain di atas pergelangan kaki. Jaga kaki lurus dan tetap rileks
  • Tekuk pergelangan kaki, arahkan jari-jari kaki ke arah dada pasien
  • Tekuk pergelangan kaki menjauhi dada pasien
  • Kembalikan ke posisi semula
  • Catat perubahan yang terjadi
  1. Fleksi dan Ekstensi Lutut
Cara :
  • Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
  • Letakkan satu tangan di bawah lutut pasien dan pegang tumit pasien dengan tangan yang lain
  • Angkat kaki, tekuk pada lutut dan pangkal paha
  • Lanjutkan menekuk lutut ke arah dada sejauh mungkin
  • Ke bawahkan kaki dan luruskan lutut dengan mengangkat kaki ke atas
  • Kembalikan ke posisi semula
  • Catat perubahan yang terjadi
  1. Rotasi Pangkal Paha
Cara :
  • Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
  • Letakkan satu tangan perawat pada pergelangan kaki dan satu tangan yang lain di atas lutut
  • Putar kaki menjauhi perawat
  • Putar kaki ke arah perawat
  • Kembalikan ke posisi semula
  • Catat perubahan yang terjadi
  1. Abduksi dan Adduksi Pangkal Paha
Cara :
  • Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
  • Letakkan satu tangan perawat di bawah lutut pasien dan satu tangan pada tumit
  • Jaga posisi kaki pasien lurus, angkat kaki kurang lebih 8 cm dari tempat tidur, gerakkan kaki mendekati badan pasien
  • Kembalikan ke posisi semula
  • Catat perubahan yang terjadi
  1. Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum latihan Mobilisasi
  • Tekanan Darah
  • Riwayat penyakit
  • Kondisi pasien
BAB 3
PENUTUP
  1. Kesimpulan
Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan seseoang adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseoran untuk kesejahteraan fisik dan psikis. personal hygine dilakukan dengan tujuan :
  • Meningkatkan derajat kesehatan seseorang
  • Memelihara kebersihan diri seseorang
  • Memperbaiki personal hyiene yang kurang
  • Mencagah penyakit
  • Menciptakan keindahan
  • Meningkatkan rasa percaya diri
Macam-macam personal hygiene diantaranya merapikan tempat tidur, memandikan pasien di atas tempat tidur, merawat rambut. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi personal yygiene yaitu body image, praktik social, kondisi fisik, pengetahuan, budaya, kebiasaan seseorangdan status sosial-ekonomi.
Mobilisasi merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak bebas, mudah, teratur, mempunyai tujuan memenuhi kebutuhan hidup sehat, dan penting untuk kemandirian (Barbara Kozier, 1995). Sebaliknya keadaan imobilisasi adalah suatu pembatasan gerak atau keterbatasan fisik dari anggota badan dan tubuh itu sendiri dalam berputar, duduk dan berjalan, hal ini salah satunya disebabkan oleh berada pada posisi tetap dengan gravitasi berkurang seperti saat duduk atau berbaring (Susan J. Garrison, 2004).
  1. Saran
Personal hygine merupakan tindakan yang sangat penting untuk memelihara kebersihan dan kesehatan.Untuk itu setiap orang diharapkan dapat menjaga personal hygine, guna meningkatkan derajat kesehatan,memelihara kebersihan,mencegah penyakit serta meningkatkan rasa percaya diri.
Dalam mempelajari materi ini, harusnya mahasiswa dan pembaca pada umumnya dapat mencari berbagai referensi agar isi tidak bersimpang siur materi agar sesuai dengan yang seharunsnya.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi Konsep dan   Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Tarwoto dan Wartonah. 2003. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Asmadi, 2008, Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien, Jakarta: Salemba Medika
Alimul hidayat, Azis. 2005. Buku Saku Pratikum: Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: EGC
Poltekkes DepKes Jakarta. 2009. Panda Praktik Kebutuhan Dasar Manusia I. Jakarta: Salemba Medika