M
A K A L A H
PERUBAHAN SISTEM
MUSKULOSKELETAL PADA MASA NIFAS
DISUSUN OLEH :
1.
AYU NURWAHYUNI
2.
DWI FITRIANI
3.
ITA PURNAMA SARI
4.
MUNAWARAH
5.
NUR AZIZAH
6.
SUSILAWATI
7.
SITI MUTMAINAH
8.
ZILAWATI
KELAS : II C
DOSEN PENGAMPU :
DEWI RIASTAWATI PURBA ,SKM
SEKOLAH TINGGI
ILMU KESEHATAN PRIMA JAMBI
TAHUN AJAR
2014/2015
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan
salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya
penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah “Perubahan Sistem Muskuloskeletal
dan Kardiovaskuler Pada Masa Kehamilan”.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, teman-teman, pembimbing dan yang lainnya sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca. Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing saya meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah saya di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB
I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
BAB
II PEMBAHASAN
PERUBAHAN
SISTEM MUSKULOSKELETAL PADA MASA KEHAMILAN
PENUTUP
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Masa nifas
atau puerperium dimulai sejak 1 jam
setelah lahirnya placenta sampai 6 minggu
(42 hari ) setelah itu. Pada akhir
masa puerperium, pemulihan persalinan secara
umum dianggap telah lengkap. Pandangan ini
mungkin terlalu optimis. Bagi banyak wanita,
pemulihan adalah sesuatu yang berlangsung
terjadi dan menjadi seorang ibu adalah
proses fisiologis yang normal. Pelayanan
pascapersalinan harus terselenggara pada masa
itu untuk memenuhi kebutuhan Ibu dan
bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini dan
pengobatan komplikasi dan penyakit dan lain-lain.
Pengetahuan menyeluruh tentang perubahan fisiologis dan psikologis pada
masa puerperium adalah pemulihan sesuai dengan standar yang
diharapkan. Hal yang sama pentingnya adalah menyadari potensi morbiditas
pascapartum dalam jangka panjang dan factor-faktor yang berhubungan dengannnya
seperti obstetric, anestesi dan factor social.
B.
TUJUAN
·
Mengetahui perubahan perubahan
fisiologis yang terjadi pada system muskuloskeletal dan kardiovaskuler ibu
nifas.
·
Mengetahui masalah sistem muskuloskeletal dan
kardiovaskuler pada ibu nifas
BAB II
PEMBAHASAN
PERUBAHAN SISTEM MUSKULOSKELETAL
PADA MASA NIFAS
Adapun perubahan sistem
muskuloskeletal pada masa nifas meliputi :
1. Dinding perut dan peritoneum
2. Kulit abdomen
3. Striae
4. Perubahan ligament
5. Simpisis pubis
1. Dinding perut dan peritoneum
Peritoneum
adalah membran berkilau yang melapisi semua organ perut. Dengan mengeluarkan cairan
peritoneal, membran ini memungkinkan isi perut bergerak dengan lancar selama
pengolahan makanan di usus. Luas permukaan peritoneum sama besar dengan
permukaan kulit, sekitar dua meter persegi.
Dinding
perut akan longgar pasca persalinan. Keadaan ini akan pulih kembali dalam 6
minggu. Pada saat wanita asthenis terjadi diastasis dari otot-otot rectus
abdonimis, sehingga sebagian dari dinding perut di garis tengah hanya terdiri
dari peritoneum, fasia tipis, dan kulit.
2. Kulit Abdomen
Abdomen
adalah istilah yang digunakan untuk menyebut bagian dari tubuh yang berada di
antara thorax atau dada dan pelvis di hewan mamalia dan vertebrata lainnya.
Pada arthropoda, abdomen adalah bagian paling posterior tubuh, yang berada di
belakang thorax atau cephalothorax (sefalotoraks). Dalam bahasa Indonesia umum,
sering pula disebut dengan perut. Bagian yang ditutupi atau dilingkupi oleh
abdomen disebut cavitas abdominalis atau rongga perut.
Selama
masa kehamilan, kulit abdomen akan melebar, melonggar dan mengendur hingga
berbulan-bulan. Otot-otot dari dinding abdomen dapat kembali normal kembali
dalam beberapa minggu pasca melahirkan dengan latihan post natal.
3. Striae
Striae
adalah suatu perubahan warna seperti jaringan parut pada dinding abdomen.
Striae pada dinding abdomen tidak dapat menghilang sempurna melainkan membentuk
garis lurus yang samar. Tingkat diastasis muskulus trektus abdominis pada ibu
post partum dapat dikaji melalui keadaan umum, aktivitas, paritas, dan jarak
kehamilan, sehingga dapat membantu menentukan lama pengembalian tonis otot
menjadi normal.
4. Perubahan Ligamen
Ligamen
(ligamentum) adalah jaringan berbentuk pita yang tersusun dari serabut-serabut
liat yang mengikat tulang satu dengan tulang lain pada sendi
Setelah
janin lahir, ligamen-ligamen, diafragma pelvis dan fasia yang meregang sewaktu
kehamilan dan partus berangsur-angsur menciut kembali seperti sediakala. Tidak
jarang ligametum rotundum menjadi kendor yang mengakibatkan letak uterus
menjadi retrofleksi.
5. Simpisis pubis
Pemisahan
simpisis pubis jarang terjadi. Namun demikian, hal ini dapat menyebabkan
mordibitas maternal. Gejala dari pemisahan simpisis pubis antara lain : nyeri
tekan pada pubis disertai peningkatan nyeri saat bergerak di tempat tidur
ataupun waktu berjalan. Pemisahan simpisis dapat dipalapasi. Gejala ii dapat
menghilang setelah beberapa minggu atau bulan pasca meahirkan, bahkan ada yang
menetap.
GEJALA PERUBAHAN
SISEM MUSKULOSKELETAL
Beberapa
gejala sistem muskuloskeletal yang timbul pada masa pasca partum antara lain :
1. Nyeri
punggung bawah
2. Sakit
kelapa dan nyeri leher
3. Nyeri
pelvis posterior
4. Disfungsi
simpisis pubis
5. Diastasis
rekti
6. Osteoporosis
akibat kehamilan
7. Disfungsi
rongga panggul
1.
Nyeri punggung
bawah
Nyeri
punggung merupakan gejala pasca partum jangka panjang yang sering terjadi. Hal
ini disebabkan adanya ketegangan postural pada
sistem muskuloskeletal akibat posisi saat persalinan.
2.
Sakit kepala dan
nyeri leher
Pada
minggu pertama dan tiga bulan setelah
melahirkan, sakit kepala dan migraine bisa terjadi. Gejala ini dapat
mempengaruhi aktifitas dan ketidaknyamanan pada ibu post partum. Sakit kepala
dan nyeri leher yang jangka panjang dapat timbul akibat setelah pemberian
anestasi umum.
3.
Nyeri pelvis
posterior
Nyeri
pelvis posterior ditunjukkan untuk rasa nyeri dan disfungsi area sendi
sakrioiaka. Gejala ii timbul sebelum nyeri punggung bawah dan disfungsi
simfisis pubis yang ditandai nyeri di atas sendi satrioiaka pada bagian otot
penumpu berat badan serta timbul pada saat membalikkan tubuh di tempat tidur.
Nyeri ini dapat menyebar ke bokong dan paha posterior.
4.
Disfungsi simfisis
pubis
Disfungsi
simfisis pubis merupakan istilah yang menggambarkan gangguan fungsi sendi simfisis
pubis dan nyeri yang dirasakan di sekitar area sendi. Fungsi sendi simfibis
pubis adalah menyempurnakan cincin tulang pelvis dan memintahkan berat badan
melalui pada posisi tegak. Bila sendi ii tidak menjalankan fungsi semestinya,
akan terdapat fungsi/stabilitas pelvis yang abnormal, diperburuk dengan
terjadinya perbuhan mekanis, yang dapat mempengaruhi gaya berjalan suatu
gerakan lembur pada sendi simfibis pubis untuk menumpu berat badan dan disertai
rasa nyeri yang hebat.
5.
Diastase Rekti
Diastase
rekti adalah pemisahan otot rektus abdominis lebih dari 2,5 cm pada tepat
setinggi umbilicus sebagai akibat pengaruh hormone terhadap linea alba serta
akibat dari peregangan mekanis dinding abdomen. Kasus ini sering terjadi pada
multi pariatas, bayi besar , poli hidramnion, kelemahan otot abdomen dan postur
yang salah. Selain itu, juga disebabkan gangguan kolagen yang lebih ke
arah keturunan, sehingga ibu dan anak
mengalami diastasis.
6.
Osteoporosis
akibat kehamilan
Osteoporosis
timbul pada trimester ketiga atau pasca natal. Gejala ini ditandai dengan
nyeri, fraktur tulang belakang dan panggul, serta adanya hendaya (tidak dapat
berjalan), ketidak mampuan mengangkat atau menyusui bayi pasca natal,
berkurangnya tinggi badan, postur tubuh yang buruk
7.
Disfungsi dasar
panggul
Disfungsi dasar
panggul meliputi :
a.
Inkontinensia urin, adalah keluhan rembesan urin
yang tidak disadari. Masalah yang paling umum dalam kehamilan dan pasca partum
adalah inkontinensia stress.
b. Inkontinensia alvi, disebabkan oleh robeknya atau
merenggangnya sfingter anal atau kerusakan yang nyata pada suplai saraf dasar
panggul selama persalinan.
c.
Prolaps. Prolaps genetalia, dikaitkan
dengan persalinan per vagina yang dapat disebabkan peregangan dan kerusakan
pada fasia dan persyarafan pelvis. Prolaps uterus adalah penururnan uterus.
Sistokel adalah prolaps kandung kemih dalam vagina, sedangkan rektokel adalah
prolaps rectum ke dalam vagina.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas dan
tujuan dalam pembuatan makalah ini, maka dapat disimpulkan:
Sistem muskuloskeletal merupakan
penunjang bentuk tubuh dan bertanggung jawab terhadap pergerakan
Perubahan sistem muskuloskeletal
pada masa nifas meliputi :
1. Dinding perut dan peritoneum
2. Kulit abdomen
3. Striae
4. Perubahan ligament
5. Simpisis pubis
DAFTAR PUSTAKA
·
Anisah, N., dkk. 2009. Perubahan Fisiologi Masa Nifas Akademi Kebidanan Mamba’ul ‘Ulum Surakarta.
·
kuliahbidan.wordpress.com/2008/09/19/perubahan-dalam-masa-nifas/
diunduh 6 Feb 2010, 02:25 PM.
·
Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika
(hlm: 59).
·
http://www.lusa.web.id/perubahan-fisiologis-masa-nifas-pada-sistem-muskuloskeletaL/
·
ariekasri.wordpress.com/2012/09/30/sistem-kardiovaskuler/
·
dina07syebid11.wordpress.com/.../makalah-asuhan-kebidanan-1-peruba...
·
arsisonalia.blogspot.com/p/perubahan-masa-nifas.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar