Kamis, 27 November 2014

LAPORAN PENDAHULUAN ODEMA ANASARKA

LAPORAN PENDAHULUAN ODEMA ANASARKA

A.    Definisi Penyakit
              Oeudema
Oudema adalah meningkatnya volume cairan ekstra seluler yang bersifat lokal atau umum dan memerlukan perhatian yang khusus.Pembentukan oudema sebagai akibat dari perluasan cairan dalam kompartmen cairan interstitialdan dapat terlokalisir tempatnya.
  Oudema anasarka
Disebut juga dropsyatau oeudma menyeluruhyaitu penimbunan cairan atau terjadinya kelebihan volume cairan dalam jaringan sub kutis atau rongga tubuh akibat dari hipoproteinemia atau defisit protein.oudema anasarka ini merupakan bentuk oudema yang paling parah dari segi kondisinya karena hampir terjadi diseluruh bagian tubuh yang memiliki rongga.


B.     Resiko dan insidensi
       Resiko kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan kelebihan volume cairan dimanifestasikan dengan oudema umum
Ouedema anasarka lebih dulu nyata terlihat pada kelopak mata dan muka pada pagi hari,terinfeksi dari komplikasi potensial menurunya curah jantung dan gagal ginjal tersisa sekitar 23% dari total jumlah penderita pada tahun 1965 yang  mengalami oeudema anasarka.

C.     Etiologi / penyebab
Oudema anasarka terjadi karena  kelebihan volume cairan di daerah ekstrasel atau rongga tubuh penumpukan volume cairan ini disebabkan oleh beberapa hal diantaranya sebagai berikut :
1.Asupan  natrium dan cairan tubuh yang berlebihan
2.Gangguan mekanisme pengaturan
3.Peningkatan asupan cairan akibat hiperglikimia,pengobatan,dorongan
   minum air tinggi,dan aktivitas lainnya
4.Ketidak cukupan protein / defisit protein ( hipoproteinemia) akibat penurunan
   asupan atau peningkatan kehilangan,timbulnya defisit protein ini sebagai efek
   dari disfungsi penyakit seperti berikut :
  Penyakit gagal jantung (CHF)
  Sirosis hepar kronik
  Gagal ginjal (CRF )
  Luka bakar
  Syndrom nefrotik
  Infus larutan garam melalui intravena secara cepat
  Retensi natrium
5.      Kehilangan protein yang berat dalam urin atau fungsi ginjal yang terganggu


D. Manifestasi klinik
Gejala klinik yang timbul pada pasien dengan penderita ouedema anasarka dapat kita lihat dengan ciri sebagai berikut :
  Terjadinya oudema diseluruh bagian tubuh khususnya pada bagian tubuh yang                    memiliki rongga sehingga cairan bisa tertimbun di area tersebut
  Terjadinya takikardia
  Penderita mengalami peningkatan tekanan darah (hipertensi),tekanan nadi dan
     tekanan vena sentral
  Penderita mengalami peningkatan berat badan yang tidak biasa akibat  
     penumpukan cairan dalam tubuh
  Penderita mengalami gangguan pada pola pernafasannya ditandai dengan ciri
     nafas pendek


E. Patofisiologi terjadinya oeudema anasarka
Air masuk kedalam tubuh melalui makanan , minuman ,dan hasil metabolisme,idealnya air dapat keluar dari tubuh melalui : urin,keringat,faeces,penguapan (lendir mulut – hidung),normalnya cairan yang ada didalam tubuh pada intrasel skitar 2/3 bagian + cairan ekstrasel 1/3 nya .Pada tubuh yang normal terjadi homeostasis yang ditunjukan melalui rasa haus,sementara didalam ginjal terjadi reabsorpsi natrium,jika terjadi peningkatan reabsorpsi natrium dan air dapat mengakibatkan volume darah naik dan retensi natrium perubahan kadar inilah yang mengakibatkan volume darah terganggu dan protein dalam plasma darah berkurang sehingga terjadi tekanan osmotik koloid intravaskuler menurun sebagian cairan intravaskular keluar ditambah lagi dengan cairan dijaringan yang sebelumnya sudah ada akumulasi cairan inilah yang kemudian menimbulkan oudema jika organ yang terganggu adalah jantung dan ginjal maka oudem dapat terjadi diseluruh bagian tubuh yang disebut denga oudema anasarka.

F. Pemeriksaan diagnostik
Ada beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan pada pasien dengan oudema anasarka diantaranya dengan melakukan pemeriksaan diagnostik berikut :
  BUN ( blood urea nitrogen )
Dilakukan untuk melihat fungsi ginjal serta mengukur kadar nitrogen yang disaring oleh ginjal dan dibuang lewat air seni.
  Hematokrit
Dilakukan untuk melihat perbandingan persentase antara sel darah merah, sel darah putih,trombosit
  Rontgen dada
Diperlukan untuk melihat apakah ada cairan atau kelainan didaerah paru paru
  Creatinin
Pemantauan untuk mengetahui ada gejaqla diabet atau hipertensi karena penyakit ini dapat menimbulkan komplikasi pada ginjal
  Urinalisa
Pemeriksaan urin untuk mengetahui kondisi ginjal dan keadaan faal organ organ tubuh lainnya


G.Pengobatan dan terapi yang dapat dilakukan
1.      Mengurangi pembengkakan
         Melakukan terapi diuretik (menginduksi peningkatan volume kencing dengan penggunaan diuretics)
         Membatasi cairan  dan natrium
         Mengatur pemasukan garam
         Diberikan transfusi darah untuk memperbaiki anemianya
2.      Mencukupi kebutuhan istirahat
         Anjurkan tirah baring sampai keadaan oudema terlewati
         Lakukan perawatan kulit
3.      Mencukupi kebutuhan nutrisi
         Tingkatkan pemasukan protein dan karbohidrat untuk membantu proses
 penyembuhan
         Cukupi kebutuhan cairan untuk mencegah terjadinya dehidrasi akan tetapi
            jangan sampai terjadi oudema

Pengobatan pada oeudema anasarka memiliki beberapa tujuan dan kritera hasil diantaranya adalah :
  Dapat mempertahankan serta mengembalikan volume cairan intravaskuler
      yang bersirkulasi
  Megobati penyebab utama terjadinya eoudema anasarka pokoknya pada
     sumber penyakitnya
  Terbebas dari oudemna anasarka
  Bunyi nafas bersih dan tidak mengalami pernafasan dangkal serta tidak
     adabunyi nafas tambahan
  Terbebas dari kelelahan ,kecemasan 
  Mempertahankan tanda vital dalam batas normal untuk pasien
  Menyatakan pemahaman tentang pembatasan cairan dan dietnya secara verbal
  Menyatakan pemahaman tentang pengobatan yang diberikan secra verbal
  Keseimbangan cairan tidak akan terganggu
  Berat badan stabil
  Berat jenis urin dalam batas normal
  Kelebihan volume cairandapat dikurangi yang dibuktikan dengan
keseimbangan cairan,keseimbangan elektrolit dan asam basa dan indikator hidrasi yang adekuat .


H. PENATALAKSANAAN

            Pengobatan yaitu dengan cara menghentikan kehilangan protein didalam urine, dan meningkatkan jumlah urine. Umumnya dokter akan memberikan obat prednison. Banyak anak-anak yang keadaannya membaik dengan pemberian obat ini. Prednison digunakan untuk menghentikan kehilangan protein dalam darah yang keluar melalui urine. Setelah 4 minggu terapi, umumnya anak sudah mulai lancar miksi. Bila urin lancar edemanya pun hilang. Bila sudah tidak ada protein dalam urine, dokter akan mulai menurunkan dosis prednison untuk beberapa minggu. Namun tidak pernah menghentikan pemakaian prednison. Jika obat ini dihentikan atau diberikan terlalu banyak atau terlalu sedikit, anak akan menderita sakit.
            Suatu saat anak akan merasa sehat, namun suatu saat akan menderita lagi, setelah beberapa waktu ia merasa sehat. Sakit akan terjadi lagi saat pasien mengalami nifeksi virus, seperti saat flu atau demam.

Prednison adalah obat yang baik, tetapi memiliki banyak efek samping. Misalnya:
            1. terasa lapar
            2. badan menjadi gemuk
            3. jerawat
            4. perubahan mood (kadang sedih, kadang gembira)
            5. overactive
            6. mudah mengalami infeksi
            7. terjadi pertumbuhan yang lambat

            Efek samping akan tampak bila dosis prednison besar dan digunakan terus menerus, bila penggunaan dihentikan, semua efek samping akan hilang.
            Jika prednison tidak dapat bekerja atau jika anak mengalami efek samping yang serius, dokter dapat mengganti dengan obat lain, yang disebut obat immunosuppresive. Obat ini menurunkan sistem immune tubuh. Banyak yang efektif dengan obat ini, namun tidak untuk semua anak. Dokter akan menjelaskan tentang baik buruknya penggunaan obat ini. Karena efek sampingnya adalah peningkatan kejadian infeksi, rambut rontok dan peningkatan produksi sel darah. Orang tua harus memperhatikan anak yang menggunakan obat ini karena dapat terjadi infeksi virus chicken pox. orang tua harus segera melaporkan ke dokter bila terkena infeksi chicken pox saat menggunakan obat ini.
            Pasien juga biasanya diberikan diuretik. Obat ini membantu ginjal dalam mengatur fungsi pengeluaran garam dan air. Obat yang biasa digunakan adalah furosemid. Bila pasien mulai mengalami masalah mual atau diare, harus segera dilaporkan karena dikhawatirkan kehilangan cairan terlalu banyak. Bila protein sudah tidak ada didalam urine, diuretik harus dihentikan.
Pasien juga harus menjalani diit rendah natrium dan tinggi protein, serta menjalani tirah baring untuk meningkatkan diuresis. Cegah infeksi, antibiotic hanya diberikan bila ada infeksi. Pungsi asites maupun hidrotoraks dilakukan bila ada indikasi vital

I. PROGNOSIS

            Kadang-kadang, bila nefrotik sindrom tidak memiliki gangguan spesifik, sebagian besar anak akan sembuh setelah mengalami sakit sekitar 10 tahun atau menjelang dewasa. Beberapa anak mengalami hanya satu serangan nefrotik sindrom. Bila pasien tidak mengalami serangan lagi selama tiga tahun, prognosisnya akan baik.
            Banyak anak yang mengalami dua atau lebih serangan. Serangan lebih sering tejadi pada satu atau dua tahun pertama. Setelah 10 tahun, hanya satu dari lima anak yang akan mengalami serangan. Bila seorang anak mengalami beberapa kali serangan, sebagian besar dari mereka akan mengalami kerusakan ginjal permanen. Yang menjadi masalah besar adalah mengkontrol akumulasi cairan dengan menggunakan prednison dan diuretik. Prognosis baik bila penyakit memberikan respon yang baik terhadap kortikosteroid dan jarang terjadi relaps





Tidak ada komentar:

Posting Komentar